1 April, 2023
Seminar Nasional UNDHA AUB 2023 Seiring Dengan Penandatangan MoU Universitas Dharma AUB Surakarta Dengan UNTAG Samarinda dan UNISLA
Seminar Nasional UNDHA AUB 2023 berjudul “Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Digital Berbasis Teknologi Tepat Guna Pasca KTT G 20 di Indonesia” diadakan pada Sabtu, 18 Maret 2023 di Gedung Garuda Graha Kampus UNDHA AUB Surakarta.
Bersama moderator Yosephine Angelina, S.E., M.M., dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDHA AUB Surakarta, seminar ini diikuti oleh seluruh civitas akademika UNDHA AUB Surakarta bersama para tamu undangan. Dibuka dengan Keynote speech melalui video recording oleh Didik Budi Santoso, S.T., Ms.T.M., direktur utama Metranet, dilanjut dengan 2 sesi materi bersama kedua narasumber.
Pada seminar nasional ini, dibahas mengenai pentingnya untuk segera melakukan percepatan pertumbuhan ekonomi dengan teknologi tepat guna agar tidak tertinggal yang tentunya akan berdampak pada Indonesia. Beberapa poin penting yang disampaikan, yang pertama adalah pentingnya literasi digital. Data menyatakan tingginya penggunaan akses internet adalah untuk menemukan informasi, inspirasi, serta berkomunikasi dengan teman dan keluarga. Literasi digital ini penting karena apabila tidak pilih-pilih dalam mengunggah postingan ataupun komen, maka akan sangat berbahaya. Menyebarkan kabar hoax akan mengancam situasi keamanan yang sebagaimana dalam membangun perekonomian yang bagus, dibutuhkan situasi keamanan dan pertahanan negara yang baik atau stabil.
Poin yang kedua, yaitu adanya budaya asing masuk ke Indonesia akan berdampak pula pada perekonomian negara. Ditandai dengan produk asing yang sedang marak dan lebih digemari oleh masyarakat Indonesia, sehingga produk dalam negeri kurang mampu bersaing. Hal ini menjadi tantangan bagi kita agar menonjolkan atau membuat budaya yang khas berasal dari negara sendiri.
Poin yang ketiga, menekankan pada KTT G 20 yang diikuti oleh beberapa negara yang mewakili 80% perekonomian dunia. Salah satu poin dalam konferensi tersebut, yaitu melakukan akselerasi transformasi digital yang merupakan agenda pembangunan ekonomi digital. 3 program utama transformasi digital, meliputi kesetaraan akses digital, literasi digital, serta tidak terjadinya cyber bullying dan hoax.
Pemerintah Indonesia mengharapkan agar ekonomi digital yang menjadi kunci masa depan berawal dari mengadopsi teknologi di masyarakat paling kecil (desa). Memajukan desa, seperti membangun desa wisata tidak hanya akan memajukan perekonomian, tetapi juga berpengaruh luas pada lingkungan sekitarnya. Itulah mengapa sektor pariwisata menjadi ujung tombak untuk percepatan perekonomian desa melalui penggunaan teknologi yang tepat guna. Teknologi tepat guna wajib mempunyai 3 cara, yaitu meningkatkan efisiensi, mendorong inovasi, serta mendorong akses menuju pasar. Teknologi tidak berdaya guna ditandai apabila penggunaannya tidak dapat mendorong akses ke pasar. Ada pula 5 pilar utama Pentahelix yang berkolaborasi dalam membantu pembangunan ekonomi, yaitu bisnis, komunitas, pemerintah, akademisi dan media. Kegiatan positif akan bagus apabila diekspos ke media oleh akademisi.
Seminar Nasional UNDHA AUB 2023 ini memberikan pesan agar selalu mengembangkan soft skill, seperti problem solving, self management, working with people, technology use dan development yang diperlukan dalam menghadapi era masa depan agar dapat berkompetisi di industri beberapa tahun ke depan. Selain itu, diperlukan untuk mempertajam hard skill yang dimiliki, serta kemampuan leadership, social influence, dan selalu berpikir kritis.
Dalam agenda ini, dilaksanakan pula penandatangan MoU antara Universitas Dharma AUB Surakarta dengan Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Samarinda dan Universitas Islam Lamongan (UNISLA).
Diharapkan kerja sama antara UNDHA AUB Surakarta dengan UNTAG Samarinda dan UNISLA dapat berkelanjutan, saling bahu-membahu dalam mendukung kemajuan bagi setiap pihak. Dengan Seminar Nasional UNDHA AUB 2023, diharapkan para hadirin dapat pulang dengan ilmu yang memunculkan tekad untuk mengambil peran dalam pembangunan perekonomian bangsa.